Senin, 28 Februari 2011

URUTAN BUPATI KABUPATEN KARAWANG

URUTAN BUPATI YANG MEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG

1.       
RADEN ADIPATI SINGAPERBANGSA (1633-1677)
Raden Adipati Singaperbangsa adalah putra Wiraperbangsa dari Galuh (wilayah kekuasaan Kerajaan Sumedanglarang). Bergelar Adipati Kertabumi IV. Memerintah selama 44 tahun, beliau wafat pada tahun 1677 dan di makamkan di Manggung, Ciparage, Desa Manggungjaya Kecamatan Cilamaya.

2.       
RADEN ANOM WIRASUTA  (1677-1721)
Raden Anom Wirasuta dalah putera Raden Adipati Singgaperbangsa, yang bergelar Raden Adipati Panatayuda I, beliau menjabat bupati selama 44 tahun menggantikan kedudukan ayahnya,setelah wafat beliau dimakamkan di Bojong Manggu Kecamatan Pangkalan. Kemudian makamnya dipindahkan ke komplek makam bupati Karawang di Manggung, Ciparage desa Manggungjaya Kecamatan Cilamaya, untuk mengenang jasa-jasanya, namanya diabadikan menjadi nama GOR Panatayuda.

3.       
RADEN JAYANAGARA (1721-1731)
Raden Jayanegara adalah putera Raden Anom Wirasuta yang bergelar Raden Adipati Panatayuda II, menjabat bupati selama 10 tahun, menggantikan ayahnya, pada masa beliau menjabat bupati pusat pemerintahan berada di Pangkalan. Beliau wafat di Pangkalan dan dimakamkan di Waru Tengah Kecamatan Pangkalan (sekarang wilayah Kecamatan Tegalwaru). Kemudian makam beliau dipindahkan ke komplek makam bupati Karawang di Manggung, Ciparage desa Manggungjaya Kecamatan Cilamaya.

4.       
RADEN MARTANAGARA (1732-1752)
Raden Martanegara memerintah Karawang selama 20 tahun, beliau adalah putera Raden Jayanagara, pada masa pemerintahannya pusat pemerintahan berada di Waru Pangkalan, beliau bergelar Raden Adipati Panatayuda III, setelah wafat beliau di makamkan di Waru Pangkalan.

5.       
RADEN MUHAMMAD SOLEH (1752-1786)
Raden Muhammad Soleh atau Raden Singanagara atau Raden Muhammad Zaenal Abidin adalah putera Raden  Martanagara, beliau bergelar Raden Adipati Panatayuda IV, yang memerintah selama 34 tahun menggantikan ayahnya, pada masa beliu pusat pemerintahan berada di Bunut Kertayasa Karawang. Setelah beliau wafat di makamkan diserambi mesjid agung Karawang, pada tanggal 5 Januari 1994 makamnya dipindah ke komplek makam bupati Karawang di Manggung, Ciparage desa Manggungjaya kecamatan Cilamaya.

6.       
RADEN SINGASARI (1786-1809)
Raden Singasari adalah putera mantu Raden Muhammad Soleh, bergelar Raden Adipati Panatayuda V.  Belaiu memimpin Karawang selama 23 tahun. Sebelum wafat beliua dipindah tugaskan menjadi bupati di Brebes. Belau wafat pada tahun 1836 dan dimakamkan di Duro Kebon Agung Jatibarang, Brebes Jawa Tengah.

7.       
RADEN ARIA SASTRADIPURA (1809-1811)
Raden Aria Sastradipura adalah putera Raden Muhammad Soleh,ditugaskan sebagai cutak (Demang) setingkat patih dengan tugas pekerjaan sebagai bupati.

8.       
RADEN ADIPATI SURYALAGA (1811-1813)
Raden Adipati Suryalaga nama kecilnya Raden Ema, puetra sulung Bupati Sumedang(1765-1783) menantu Pangeran Kornel, yaitu suami dari putri Nyi Raden Ageng. Beliau wafat di Sumedang dan dimakamkan di Talun, Sumedang. Karena itu beliau dikenal dengan subutan Dalem Talun.

9.       
RADEN ARIA SASTRADIPURA (1813-1820)
Raden Aria Satradipura untuk menjabat kedua kalinya sebagai Cutak di Karawang. Pada tahun 1813 kabupaten Karawang dihapuskan, tapi pada tahun 1821 di bentuk kembali dengan pusat pemerintahan di Wanayasa, Purwakarta.

10.   
RADEN ADIPATI SURYANATA (1821-1828)
Raden Adipati Suryanata, putera Raden Adipati Wiranata putra mantu Raden Aria Sastradipura. Menjabat bupati Karawang selama 9 tahun. Berkedudukan di Wanayasa Purwakarta. Wafat pada tahun 1829, dimakamkan di Nusa Bitu, Wanayasa Purwakarta.

11.   
RADEN ADIPATI SURYAWINATA (1828-1849)
Raden Adipati Suryawinata adik Raden Adipati Suryanata, memimpin selama 21 tahun. Dengan pusat pemerintahan di Sindangkasih, Purwakarta. Pada tahun1849 dialihtugaskan menjadi Bupati Bogor hingga wafat pada tahun 1872

12.   
RADEN MUHAMMAD ENOH (1849-1854)
Raden Muhamammad Enoh putera Raden Aria Wiratanudatar VI, bergelar Raden Sastranagara. Memimpin selama 5 tahun, wafat pada tahun 1854 dan dimakamkan di Mesjid Agung Purwakarta.

13.   
RADEN ADIPATI SUMADIPURA (1854-1863)
Raden Adipati Sumadipura, putera Raden Adipati Sastradipura (Bupati Karawang ke-8) bergelar Raden Tumenggung Aria Sastradiningrat I. Memimpin pemerintahan selama 9 tahun, dengan pusat pemerintahan di Purwakarta, wafat pada tahun 1863 dan di makamkan di Mesjid Agung Purwakarta.

14.   
RADEN ADIKUSUMAH (1883-1886)
Raden Adikusumah alis Apun Hasan Putra Uyang Ajian bergelar Raden Adipati Satradiningrat II. Beliau dilahirkan pada tahun 1837 dan wafat pada tahun 1886. jenazah Bupati Karawang ini dimakamkan di Masjid Agung Purwakarta.

15.   
RADEN SURYA KUSUMAH (1886-1911)
Menggantikan sang ayah (Raden Adikusumah), Raden Surya Kusumah alias Apun Harun yang bergelar Raden Adipati Sastradiningra III menjabat Bupati Karawang selama 25 tahun. Beliau wafat pada tahun 1935 dan dimakamkan di Masjid Agung Purwakarta

16.   
RADEN TUMENGGUNG ARIA GANDANAGARA (1911-1925)
Setelah Raden Surya Kusumah wafat, adiknya Raden Tumenggung Adia Gandanagara yang bergelar Raden Adipati Sastradiningrat III dan juga dikenal dengan sebutan Dalem Aria menjabat Bupati Karawang selama 14 tahun. Raden Tumenggung Aria Gandanagara wafat pada tahun 1940 dan dimakamkan di Masjid Agung Purwakarta.

17.   
RADEN ADIPATI ARIA SURYAMIHARJA (1925-1942)
Raden Adipati Aria Suryamiharja adalah putra Raden Suryakusumah, Bergelar Raden Adipati Satradiningrat III. Memimpin selama 14 tahun, berkedudukan di Purwakarta, Wafat [da tahun 1940, dimakamkan di Masjid Agung Purwakarta
18.   
RADEN PANDUWINATA (1942-1945)
Beliau adalah Bupati Karawang terakhir yang berkantor pusat di Purwakarta. Dengan sebutan Raden Kanjeng Pandu Suriadiningrat, Raden Panduwinata menjabat Bupati Karawang pada masa pendudukan Jepang. Berkedudukan di Subang

19.   
RADEN JUARSA (1945 – 1948 )
Berhubung dengan sedang bergolaknya Revolusi, maka pada masa pemerintahan Karawang dipimpin Raden Juarsa, pusat pemerintahan dialihkan dari Wanayasa Purwakarta ke Subang.

20.   
RADEN ATENG SURAPRAJA dan R. MARTA (1948-1949)
Tahun 1948-1949, saat perjuangan kemerdekaan negara ini tengah bergejolak, ditunjuklah dua orang Bupati Karawang oleh dua pemerintahan yang berbeda, yaitu: RADEN ATENG SURAPRAJA yang ditunjuk oleh negara Pasundan (bentukan Recomba) yang berkedudukan di Subang dan R. MARTA yang ditunjuk oleh pemerintah Republik Indonesia dan berkedudukan di Pangkalan. Pusat Pemerintahan kembali Ke Karawang

21.   
R.M. HASAN SURYA SACA KUSUMAH (1949-1950)
Di masa kepemimpinan pemerintahan Karawang oleh R.M. Hasan Surya Saca Kusumah, Kabupaten Karawang terpisah dari Purwakarta sesuai dengan Undang-undang Nomor 14 tahun 1950 tentang pembentukan daerah kabupaten di lingkungan Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Sedangkan Purwakarta, masih beribukota di daerah Subang.
Namun, berdasarkan sumber lain dikatakan bahwa berdasarkan keputusan wali negeri Pasundan nomor 12, tanggal 29 Januari 1949, bahwa Kabupaten Karawang dibagi menjadi dua bagian yaitu Kabupaten Karawang Barat di Karawang dan Kabupaten Karawang Timur (Kabupaten Purwakarta) yang berpusat di Subang.
Adapun Kabupaten Karawang Barat meliputi daerah Kewedanaan Karawang, Rengasdengklok,
Cikampek, Cikarang, Tambun dan Sarengseng. Sedangkan Kabupaten Karawang Timur (Purwakarta) meliputi daerah Kawedanaan Subang, Diasem, Pamanukan, Sagalaherang dan Kawedaan Purwakarta.

22.   
RADEN RUBAYA (1950-1951)
Raden Rubaya memegang jabatan Bupati Karawang hanya setahun. Beliau adalah putra Raden Suryanatamiharja asal Sumedang yang menjabat Wedana Leles di Garut.

23.   
MOH. TOHIR MANGKUDIJOYO (1951-1960)
Sebagai pengganti jabatan Bupati Karawang, Moh. Tohir Mangkudijoyo, putra Jaka asal Plered menjabat selama 9 tahun. Pada masa pemerintahannya, beliau didampingi oleh kepala daerah Moh. Ali Muchtar putra Cakrawiguna (komis Pos Plered) asal Jatisari. Selama Moh. Tohir angkudijoyo menjabat Bupati, Karawang mengalami 3 (tiga) macam pergantian pemerintahan daerah, yakni; pemerintahan daerah sementara yang berlangsung dari tanggal 30 Desember 1950 – 22 September 1956 yang terdiri atas, Dewan Perwakilan Rakyat Sementara (DPR-S) sebagai undur legislatif yang diketuai oleh M. Sukarmawijaya dan Dewan Pemerintahan Daerah
Sementara (DPRS) sebagai unsur eksekutif yang diketuai oleh Moh.Tohir Mangkudijoyo dan wakilnya Suhud Hidayat.

24.   
LETKOL (inf) H. HUSNI HAMID (1960-1971)
Sebelum menjabat Bupati Karawang, Letnan Kolonel (inf) H. Husni Hamid adalah seorang komandan Kodim 0604 Karawang. Beliau adalah putra ketiga dari Bapak Haji Abdul Hamid asal Cilegon, Banten. Pada masa kepemimpinannya, jabatan Bupati Karawang merangkap sebagai Kepala Daerah dan ketua DPR-GR berdasarkan Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 dan peraturan Pemerintah nomor 25 tahun 1960. Namun dirubah kembali oleh Undang-Undang nomor 19 tahun 1963 yang menyatakan bahwa jabatan Bupati tidak lagi merangkap sebagai ketua DPR-GR.
Pada tahun 1964-1968, Letkol (inf) H. Husni Hamidmenjabat Bupati Karawang didampingi oleh ketua DPR-GR, damanhuri Sodiq, putra Raden H. Sodiq, seorang penghulu Karawang asal Bogor, lalu pada periode selanjutnya, 1969-1971, Letkol (inf) H. Husni Hamid didampingi oleh ketua DPR-GR, Kosim Suchuri, putra H. Ahmad Sai’id. Tahun 1980, H. Husni Hamid wafat dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cikutra Bandung. Di masa itulah, Karawang mulai melakukan pembangunan disebelah utara.

25.   
KOLONEL (inf) SETIA SYAMSI (1971-1976)
Menjabat satu periode (5 tahun), Kolonel (inf) Setia Syamsi adalah putra E.Suparman asal Bandung. Bupati kelahiran 3 April 1926 ini sebelumnya menjabat Bupati Karawang adalah Komandan Kodim 0604 Karawang (1964-1969), Kepala Staf Brig. 12/ Guntur Dam VI/ Siliwangi di Cianjur (1969-1971).

26.   
KOLONEL (inf) TATA SUWANTA HADISAPUTRA (1976-1981)
Putra Taslim Kartajumena asal Cirebon ini sebelum menjabat Bupati Karawang adalah Komandan Kodim Garut yang kemudian beralih tugas ke Korem Tarumanegara di Garut dan anggota DPRD tingkat I Jawa Barat.

Kolonel (inf) Tata Suwanta Hadisaputra adalah putra kelahiran Bandung tanggal 23 April 1924. saat menjabat Bupati Karawang sampai tanggal 7 Juli 1977, beliau didampingi oleh ketua DPRD, Letkol (inf) R.H. Jaja Abdullah. Selanjutnya, mulai tanggal 26 Agustus 1977, didampingi ketua DPRD, Letkol (Inf) H. Sujanan Priyatna.

27.   
KOLONEL CPL. H. OPON SOPANDJI (1981-1986)
Kolonel CPL. H. Opon Sopandji adalah putra Atmamiharja asal Sukapura, Tasikmalaya. Sebelum menjabat Bupati Kepala Daerah tingkat II Karawang, beliau adalah ketua DPRD kabupaten Bogor. Semasa menjabat Bupati di Karawang, Kolonel CPL. H. Opon Sopandji didampingi oleh ketua DPRD, Letnan (inf) H. Sujana Priyatna. Setelah masa jabatan Bupati Karawang selesai, Kolonel CPL. H. Opon Sopandji, menjabat kembali sebagai ketua DPRD kabupaten Bogor.

28.   
KOLONEL CZI H. SUMARNO SURADI (1986-1996)
Selama menjabat Bupati Karawang, Kolonel CZI H. Sumarno Suradi didampingi oleh Ketua DPRD, Letkol (Inf) H. Sujana Priyatna hingga tanggal 16 Juli 1992. selanjutnya, jabatan ketua DPRD digantikan oleh Kolonel (inf) H. Jamal Safiudin yang dilahirkan di Bandung, 16 Juli 1938. Kolonel CZI H. Sumarno Suradi adalah putra Suradi asal Bandung. Sebelum menjabat Bupati di Karawang, jabatan beliau adalah sebagai Kepala Markas wilayah Pertahan Sipil (Ka. Mawil Hansip) VIII daerah tingkat I Propinsi Jawa Barat.

29.   
KOLONEL (inf) Drs. H. DADANG S. MUCHTAR (1996-2000)
Setelah 2 periode (10 tahun) menjabat Bupati Karawang, akhirnya jabatan Kepala daerah tingkat II Karawang itu diserahterimakan oleh Kolonel CZI H. Sumarno Suradi kepada Kolonel (inf) Drs. H. Dadang S. Muchtar, putra R.E. Herman asal Klanengan Cirebon. Pada masa kepemimpinan ini, Kolonel (inf) Drs. H. Dadang S. Muchtar didampingi ketua DPRD Kolonel (inf) H. Jamal Safiudin sampai dengan tanggal 3 Agustus 1999. Selanjutnya, Kolonel (inf) Drs. H. Dadang S. Muchtar didampingi ketua DPRD, Adjar Sujud Purwanto, putra A.S Wagianto, seorang pejuang 45 asal Cikampek. Letkol Inf Drs. H. Dadang S. Muchtar dilantik sebagai Bupati Karawang pada tanggal 15 mei 1996 oleh Gubernur Kepala daerah Tingkat I Propinsi Jawa Barat, R. Nuriana atas nama Menteri Dalam Negeri. Sebelum menjabat Bupati Karawang, Kolonel (inf) Drs. H. Dadang S. Muchtar, jabatan beliau adalah sebagai assisten logistik Kodam II/Siliwangi.

Berdasarkan SK Mendagri Nomor 141. 32-055 tanggal 21 Februari 2000, secara resmi, Kolonel (inf) Drs. H. Dadang S. Muchtar berhenti menjabat Bupati Karawang dan kembali ke Markas Besar TNI

30.   
RH. DAUD PRIYATNA, SH, M.Si (tahun 2000)
Setelah Kolonel (inf) Drs. H. Dadang S. Muchtar kembali ke Mabes TNI, sebelum habis masa jabatannya, sebagai pejabat sementara Bupati Karawang dipegang oleh wakilnya, R.H. Daud Priyatna asal Pedes Karawang yang lahir pada tanggal 29 Juli 1941.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131.32.055 tanggal 21 Februari 2000. R.H. Daud Priatna selain menjabat Bupati Karawang juga merangkap sebagai wakil Bupati Karawang. Sebelum menjabat sebagai Pj. Bupati Karawang, jabatan R.H. Daud Priyatna adalah sekretaris wilayah daerah tingkat II Subang. Beliau menjabat Pj. Bupati Karawang didampingi oleh ketua DPRD, H. AS Purwanto. Beliau melanjuti masa jabatan Bupati Karawang hingga tahun 2000.

31.   
H. ACHMAD DADANG (2000-2005)
Setelah R.H. Daud Priyatna menyelesaikan jabatan Bupati Karawang tahun 2000
Kabupaten Karawang mengadakan pesta demokrasi Pemilihan Bupati Karawang periode
tahun 2000-2005. DPRD, selaku penyelenggara pilbup tersebut.
H. Achmad Dadang yang didampingi oleh H. Shalahudin Muftie ikut serta dalam pemilihan Bupati tersebut. Pada putaran terakhir pemilihan Bupati Krawang, H. Achmad Dadang dan H. Shalahudin Muftie meraih suara terbanyak dari wakil rakyat yang duduk di DPRD Karawang. Hingga kini keduanya masih menduduki jabatan Bupati dan wakil Bupati terpilih itu. H. Achmad Dadang sebelum menjabat sebagai Bupati Karawang, jabatan beliau adalah Komandan Kodim Kabupaten Pidi, Propinsi Aceh. Beliau adalah putra daerah asal Cilamaya Karawang kelahiran 8 Agustus 1948,
putra seorang tokoh Cilamaya, Tjasban. H. Achmad Dadang dan H wafat pada tahun 2007

32.   
Drs H DADANG S MUCHTAR (2005-2010)
Sebagai “militeris”, langkah Dadang S Muchtar terbilang gesit. Dari kalangan muslim hingga konglomerat diurusnya. Gerak reformis tampaknya sudah berurat, berakar dalam nadi darah Dadang S Muchtar. Meski sejak 2 Oktober tahun ini Kolonel TNI Purnawirawan kelahiran Cirebon 53 tahun silam ini sudah terpilih menjadi Bupati Karawang terpilih, langgamnya tak banyak berubah.
Dasim, demikian panggilan akrabnya, tetap kerap menyongsong risiko demi mencapai tujuan yang diinginkan. Batas-batas yang semula tampak musykil dilewati dan diterabasnya. Langkahnya yang zig-zag kerap mengundang kontroversi. Banyak orang mengingat Dasim ketika meng’hotmik’ jalan di Kabupaten Karawang. Pada awalnya, banyak yang tak yakin, sepanjang jalan Karawang mulai pelosok terpencil hingga daerah perkotaan itu mendapat perhatian Bupati Karawang. Maklum, sepanjang sejarah Bupati Karawang, jalan kampung–demikian istilahnya, jarang dilirik, apalagi disentuh hotmik. Cukup tanah merah atau paling bagus sirtu. Namun sejak Dasim menjadi Bupati Karawang tahun 1995, rakyat Karawang merasakan jalan licin beraspal. Sedikit berlubang, ditambal. Dan bahkan bila perlu masyarakat mengajukan permohonan hotmik di jalan tanah lainnya. Itulah Dasim. Makanya tak mengagetkan, bila kemudian ia mencalonkan sebagai Bupati Karawang pada pemilihan secara langsung oleh rakyat, suara terbanyak pun diperolehnya. Bisa jadi, itu semua berkat tapak yang mengena hati rakyat Karawang. Gerak hotmik itu juga terlihat ketika masyarakat dihadapkan pada jalan berlubang akibat Pemerintahan Bupati Achmad Dadang yang kurang perhatian. Dasim menunjukkan kepribadiannya meski tidak menjadi Bupati Karawang. Ia, dengan koceknya pribadi tak sungkan mengaspal jalan tanah, menambal jalan berlubang dan memperbaiki saluran-saluran air. Pemerintah sempat terbelalak dan kebakaran jenggot, manakala Dasim menunjukkan kinerja rekanan yang terkesan asal-asalan dalam melaksanakan pekerjaan order Pemda mengaspal jalan. Sebelum keluar kata keluhan dari masyarakat tentang kondisi jalan aspal yang mudah berlubang meski baru sebulan diperbaiki, protes Dasim jauh-jauh hari sudah keluar. Dalam sejumlah kesempatan, Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Karawang ini menyuarakan majunya kesadaran masyarakat terhadap pendidikan akan membawa berbagai pengaruh positif bagi masa depan dalam berbagai kehidupan. Pembangunan-pembangunan dibidang pendidikan, harus ditingkatkan dan para penyelenggara pendidikan harus sertanggungjawab. Pemerintah, harus mengalokasikan anggaran yang memadai terhadap penyelenggaraan pendidikian, mengupayakan perluasan dan pemerataan pendidikan dan keterampilan yang mampu memenuhi kebutuhan tenaga kerja di sector industri dan jasa perdagangan, meningkatkan pembinaan dan peningkatan kualitas guru pada semua tingkatan dan meningkatkan pelaksanaan program wajib belajar.

33.   
Drs H. ADE SWARA, MH ( 2010 s.d SEKARANG )
Putra H. Edi Suhaedi, berasal dari Desa Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan Kabupaten Karawang, Bupati terpilih dalam Pemilukada Kabupaten Karawang 2010.
 Ditulis Oleh Maman Sidik
Sumber Tulisan :
  • 1.      Sejarah Perjuangan Karawang dan Sekitarnya 1945-1950 ; Dinas Pendidikan Kabupaten Karawang
  • 2.      Buku Pelajaran IPS Kelas 4; Mengenal Kabupaten Karawang; Farhan Ardiana; Drs. Suhendar Yudamulya, Drs. Ujib Budiawatillah, Penerbit : Tauhisa 2010

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More